Gas-Fired Power Generation Projects Can Diversify Indonesia's Energy Mix | Black & Veatch

Gas-Fired Power Generation Projects Can Diversify Indonesia's Energy Mix

Schnieders promoted to Executive Vice President as EPC business grows in Asia

As Indonesia plans the expansion of its natural gas infrastructure, development of gas-to-power projects is an important step to further diversify the country’s energy mix.

“Gas-fired power generation can enable greater flexibility to manage peak and off-peak grid demands while advances in technology also allow gas facilities to scale up for baseload generation,” said Jim Schnieders, Country Manager, Indonesia and Director of Black & Veatch’s EPC Power business in Asia. Schnieders was recently appointed Executive Vice President in recognition of Black & Veatch success securing and executing topline and large EPC (engineering, procurement and construction) roles on a number of flagship power generation projects across Southeast Asia. 

The company has also been pre-listed in Indonesia to bid across all scales of gas-fired EPC projects including those less than 25 megawatt (MW) through to projects more than 300 MW. The company is qualified for gas turbine and gas engine EPC projects whether open cycle or combined cycle based on notification received from the national electric utility, PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN).

As more gas supply arrives in Asia from Australia and North America in the coming years, natural gas prices are expected to remain relatively low encouraging more gas-fired power project development.

“Across Southeast Asia, the most significant change we will see is a likely uptick in large scale combined cycle development helping economies to diversify their energy mixes. Coal remains a consideration as some nations continue to strive for full electrification while, alongside this, we’re also experiencing more utilities seeking advice on how to best integrate renewable energy."

Jim Schnieders, Country Manager, Indonesia and Director of Black & Veatch’s EPC Power business in Asia. 

Gas pipeline infrastructure, however, is relatively underdeveloped in Indonesia. Liquefied natural gas (LNG) infrastructure presents an alternative option to bypass a reliance on pipelines to transport gas, reducing the overall cost and time to develop gas infrastructure. Growing maritime nations like Indonesia also have an opportunity to plan for integrated LNG receiving terminals and gas-fired power generation in combination.

“Transporting gas cost effectively to demand centers is a significant challenge facing Indonesia gas sector planners,” said Rochman Goswami, Managing Director, Black & Veatch’s Oil & Gas business in Asia. “Developing an LNG receiving terminal alongside a combined cycle power generation as one joined-up project, for example, is one way to improve the economics.”

Editor’s Notes:

  • Black & Veatch employs more than 100 people in its Jakarta office and has been improving the lives of Indonesians since 1969 through delivering power, gas, water and other infrastructure solutions.
  • Black & Veatch has been delivering power solutions across Asia for 50 years. The company has delivered gas-fired EPC projects in Indonesia as well as throughout the region. Black & Veatch is also an industry pioneer liquefying natural gas and its PRICO® SMR technology became the world’s first proven FLNG technology to achieve production on a floating facility in 2016.
  • Jim Schnieders began his Black & Veatch career in 1990. He is a licensed professional engineer and earned his Bachelor’s degree in Structural Engineering at Kansas State University. He has broad experience across Asia, first living in Indonesia between 1993 and 1997 to work on a number of major power projects there. In 2006, Schnieders was posted to Beijing, where he brought numerous global partners together to develop best-practice solutions for infrastructure challenges across Asia. Since 2013, he has been based in Jakarta; he continues to serve as Country Manager in Indonesia and Managing Director of Black & Veatch’s Power EPC business in Asia.

Black & Veatch Media Contact Information:

KEITH MORRISON | +65 6761 3510 p | +65 96665214 m | MorrisonKW@BV.com

24-HOUR MEDIA HOTLINE | +1 866 496 9149

CHANDRA HADISUMARTO | +62 811854498 m | chandra@prismapr.co.id

 

 

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dapat Memperkaya Keragaman Energi Indonesia

JAKARTA | 8 NOVEMBER 2017

Schieders dipromosikan menjadi Executive Vice President seiring pertumbuhan bisnis EPC di Asia

Seiring dengan rencana Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur gas nasional, pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga gas menjadi satu langkah penting untuk memperkaya keragaman energi negara ini.

“Pembangkit listrik tenaga gas dapat memberikan fleksibilitas lebih besar dalam mengatur kebutuhan jaringan listrik waktu puncak dan luar-waktu puncak, sementara kemajuan teknologi memungkinkan fasilitas gas ditingkatkan untuk pembangkit beban dasar (base load generation),” kata Jim Schnieders, Country Manager, Indonesia dan Director Black & Veatch EPC Power di Asia. Schnieders baru baru ini dipromosikan menjadi Executive Vice President seiring dengan kesuksesan Black & Veatch yang berhasil mengamankan dan melaksanakan peran bisnis utama dan EPC (engineering, procurement dan construction) di sejumlah proyek pembangkit listrik berskala besar di seluruh Asia Tenggara.

Perusahaan ini juga telah masuk dalam daftar perusahaan yang dapat mengikuti tender proyek EPC untuk pembangkit listrik bertenaga gas semua skala di Indonesia, termasuk proyek dengan skala di bawah 25 megawatt (MW) hingga lebih dari 300 MW. Perusahaan juga telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti tender proyek-proyek EPC turbin gas dan mesin gas, baik yang siklus terbuka (open cycle) ataupun siklus kombinasi (combined cycle), berdasarkan pemberitahuan yang diterima dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Bersamaan dengan semakin banyaknya pasokan gas dari Australia dan Amerika Utara ke Asia dalam beberapa tahun ke depan, harga gas alam diperkirakan tetap relatif rendah sehingga mendorong pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga gas lebih bayak.

“Di seluruh Asia Tenggara, perubahan paling signifikan yang akan kita lihat adalah kemungkinan peningkatan pengembangan combined cycle skala besar yang akan membantu ekonomi untuk memperkaya keragaman energi mereka. Batubara tetap menjadi pertimbangan karena beberapa negara terus berupaya untuk memenuhi elektrifikasi, di samping itu, kami juga mendapat banyak perusahaan yang membutuhkan saran tentang bagaimana cara terbaik dalam mengintegrasikan energi terbarukan."

Jim Schnieders, Country Manager, Indonesia dan Director Black & Veatch EPC Power di Asia​

Namun demikian, infrastruktur pipa gas masih relatif belum dikembangkan di Indonesia. Infrastruktur gas alam cair (LNG) menghadirkan opsi alternatif untuk menghindari ketergantungan pada jaringan pipa dalam mendistribusikan gas sehingga mengurangi keseluruhan biaya dan waktu untuk membangun infrastruktur gas. Negara maritim yang sedang berkembang seperti Indonesia juga memiliki kesempatan untuk merencanakan terminal penerimaan LNG terintegrasi yang dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga gas.

"Pengangkutan gas hemat biaya ke pusat permintaan merupakan tantangan signifikan yang dihadapi para perencana di sektor gas di Indonesia," ujar Rochman Goswami, Managing Director Black & Veatch untuk bisnis Oil & Gas di Asia. "Mengembangkan terminal penerimaan LNG dengan pembangkit listrik combined cycle sebagai sebuah proyek gabungan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi."

 

Catatan Editor:

  • Black & Veatch mempekerjakan lebih dari 100 orang di kantor Jakarta dan telah meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1969 dengan menghadirkan solusi dalam bidang kelistrikan, gas, air dan infrastruktur lainnya.
  • Black & Veatch telah memberikan solusi kelistrikan di Asia selama 50 years. Perusahaan telah menghadirkan proyek-proyek EPC pembangkit tenaga gas di Indonesia serta di seluruh wilayah. Black & Veatch juga merupakan pionir industri gas alam cair dan pada tahun 2016, teknologi PRICO® SMR perusahaan ini menjadi teknologi FLNG pertama di dunia yang telah terbukti dapat melakukan proses produksi di atas fasilitas terapung.
  • Jim Schnieders mengawali karirnya di Black & Veatch pada tahun 1990. Dia adalah seorang insinyur profesional berlisensi yang telah mendapatkan gelar Sarjana Teknik Struktur  dari Kansas State University. Dia memiliki banyak pengalaman di Asia, pertama kali tinggal di Indonesia pada tahun 1993 hingga 1997 mengerjakan beberapa proyek kelistrikan berskala besar. Tahun 2006, Schnieders ditempatkan di Beijing, dimana ia menyatukan sejumlah mitra global untuk mengembangkan solusi terbaik dalam mengatasi tantangan infrastruktur di Asia. Sejak 2013, dia ditempatkan di Jakarta; menduduki posisi Country Manager di Indonesia dan Managing Director untuk bisnis Power EPC di Black & Veatch di Asia.

 

Informasi Kontak Media:

KEITH MORRISON | +65 6761 3510 p | +65 96665214 m | MorrisonKW@BV.com

24-HOUR MEDIA HOTLINE | +1 866 496 9149

CHANDRA HADISUMARTO | +62 811854498 m | chandra@prismapr.co.id

About Black & Veatch

Black & Veatch is an employee-owned, global leader in building critical human infrastructure in Energy, Water, Telecommunications and Government Services. Since 1915, we have helped our clients improve the lives of people in over 100 countries through consulting, engineering, construction, operations and program management. Our revenues in 2018 were US$3.5 billion. Follow us on social media.

Meet Black & Veatch

We seek partners in innovation. Let's start the conversation.